( Boleh copas dr blog temen : )
Dulu sebelum menikah,
aku berharap istriku seperti khadijah :
melindungi suaminya kala gemetar ketakutan
dengan hangat selimut kasih
dan dekapan sayang keibuan
Atau seperti seperti Siti Hajar :
Meski sendiri di tinggal di gurun
Kesepian,
Tapi selalu merajut kesetiaan
Dan teguh memegang janji
Atau Fatimah Az-zahra :
tabah menjalani hari-hari dalam kesederhanaan
Meski hanya tinggal di rumah kecil,
berhiaskan prihatin semata
Tapi ternyata
aku pun bukan Muhammad
Rasulullah,
yang kata-kata nya senantiasa dapat di percaya
Atau Ibrahim yang hanif,
dan teguh berdiri menjaga iman
Atau Ali bin Abi Thalib yang perkasa
namun selalu santun pada sesama
Aku hanya suamimu yang masih
mudah marah saat kejengkelan merusak hatinya
Laki-laki yang akan berdiri sombong
saat kau usik ego nya
Dan bocah balita yang di bungkus dalam tubuh orang dewasa
manja, kekanak-kanakan, dan
senantiasa tak mau kalah
Sering aku jengkel ketika kau
tak bisa melangkah secepat langkah ku
Padahal seharusnya akulah yang
mendukungmu di jalan berbatu terjal
atau tiba-tiba keluar kata-kata kasar saat kau
tak juga mengerti diriku
Padahal seharusnya akulah yang membimbingmu
dengan lemah lembut saat kau kesulitan
Maka aku menerimamu apa ada nya
Sebagai istri yang tentu akan punya kekurangan
Namun menyimpan kelebihan-kelebihan yang aku sendiri
tak pernah miliki
Aku menerimamu
Sebagaimana kau menerimaku
Inilah sungai deras
Yang selalu mengalir mencari lautanmu
Semoga kelak akan terbaca
bahwa perjalanan kita tulus menuju pada
Sang pencipta
mengikuti irama dalam syariat-Nya
dan berada dalam surga abadiNya
aqua bed skirt
2 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar